Jumat, 25 Januari 2013

proposal sanitasi dasar sekolah di wilayah kerja puskesmas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya.  Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasannya masyarakat tersebut berada dalam yang kekurangan  hal             materil ataupun pendidikannya. Dengan keadaan yang hampir sama di banyak Negara, telah mendorong 147 Kepala Negara dan Pemerintahan bersatu dan membuat sebuah kesepakatan tujuan Pembangunan Millenium.
 Millenium Development Goals (MDGs) mengandung 8 tujuan sebagai respon atas perkembangan global dengan target pencapaian pada tahun 2015. Deklarasi Millenium diadopsi oleh 189 negara dan telah disepakati didalam UN Millenium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000 silam. Delapan butir MDGs       terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator. (http://www.google.com/ =http.sanitasi.or.id)
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal – hal yang            memiliki dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup manusia. Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), bahwa kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang       ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal – hal yang merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. (Azwar, 1990)
Menurut             Hendrik L. Blum yang dikutip oleh Haryanto Kusnoputranto ( 1986 ), bahwa derajat kesehatn di pengaruhi oleh 4 ( empat ) faktor yaitu: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatn dan keturunan. Dari keempat faktor tersebut, di Negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan dan faktor prilaku mempunyai peranan yang sangat besar disamping faktor – faktor lainya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut data kesehatan Indonesia tahun 2011 bahwa prestasi rumah tangga askes pembuangan tinja layak sesuai dengan Mdgs di propensi Sulawesi Tenggara yaitu sebanyak 54,4% yang tidak mengakses pembuangan tinja yang layak dan 45,6% yang mengakses yang laya. (Riskesdes 2010, profil data kesehatan Indonesia tahun 2011).
Dalam undang – undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11 telah di jelaskan bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan – kegiatan kesehatan keluarga, perbaikan gizi , pengawasan makan dan minuman, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit , pemulihan kesehatan, penyuluhakn kesehatan masyarakat, pengawasan farmasi dan alat kesehatan, pengawasan zat aditif, kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan tradisional dan kesehatan mata. Upaya tersebut telah dilaksanakan dalam pembagunan kesehatan namun hasilnya masih perlu ditingkatkan lagi agar derajat kesehatan masyarakat dapat lebih baik dan sesuai dengan arah dan kebajikan kesehatan yang di tetapkan. ( Depkes RI, 2008 ).
Lingkungan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu lingkungan fisik termasuk didalamnya adalah tanah, air dan udara serta interaksi satu sama lain diantara faktor – faktor tersebut, dan yang kedua lingkungan biologi termasuk dalam hal ini semua organisme hidup baik binatang, tumbuh – tubuhan maupun mikroorganisme kesuali manusia dan yang ketiga lingkungan social tersamuk semua interaksi antar manusia dan mahluk sesamanya yang meliputi faktor – faktor sosiol, ekonomi, budaya, pisikososial dan lain – lain.
Karena begitu besarnya pengaruh lingkungan ini, sehinggan untuk meningkatkan status kesehatan perlu dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupan usaha pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Jika kesehatan lingkungan tidak baik, akan mendatangkan penyakit bagi masyarakat sekolah dan akan dapat mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Jika tidak dapat diatasi maka pada gilirannya akan merugikan kehidupan nusa dan bangsa.



Usaha sanitasi menurut Haryanto Kusnoputranto adalah usaha kesehatan yang meniti beratkan perhatian pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi lingkungan mempunyai ruang lingkup diantaranya : penyedian air besih, pegelolaan air limbah, masalah sampah dan jamban yang keadaannya di Indonesia belum mencapai seperti yang diharapkan.
Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah, penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan kotoran dan limbah atau air buangan dan kondisi halaman.
Anak usia sekolah ( 16-18 ) merupan bagian terbesar dari penduduk Indonesia ( kurang lebih 29%), diperkirakan 50%  dari jumlahy terbesar adalah anak – anak sekolah. Jadi merupakan sasaran yang amat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya  manusia. Untuk mencapai tujuan dasar tersebut, perlu dilakukan usah – usaha yang menyeluru, terencana, dan terpadu melalui berbagai usaha dan berbagai instasi terkait.
Berdasarkan survei awal pada sekolah yang ada di kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka, penulis melihat beberapa sekolah tidak memiliki fasilitas sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan yaitu keadaan air yang kurang memenuhi syarat fisik, tempat pembuangan sampah kurang kuantitasnya dan tidak sesuai perbandingannya dengan jumlah murid dan pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitan sanitasi dasar sekolah mengingat sekolah merupakan salah satu faktor yang meningkatkan derajat kesehatan baik Guru dan anak didiknya.
B.     Rumusan  Masalah
                    Rumusan masalah yang ada dari latar belakang adalah bagemana gambaran sanitasi dasar sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Tahun 2012 .
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
            Tujuan umum penelitian adalah Untuk mengetahui gambaran sanitasi dasar pada sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Tahun 2012
2.      Tujuan Khusus
            Tujuan Khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah pada sekolah di wilaya kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Tahun 2012




D.    Manfaat Penlitian
1.      Manfaat Ilmiah
            Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu kesehatan masyarakat
2.      Manfaat praktis
            Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan masukan bagi petugas kesehatan dan dines kesehatan kabupaten kolaka dalam rangka mementukan kebijakan dalam upaya meningkaykan kondisi sanitasi dasar di sekolah
3.      Manfaat Bagi Peneliti
            Hasil penilitian ini sangat berharga bagi peneliti dalam menambah wawasan tentang hala yang berhubungan dengan sanitasi dasar sekolah diwilaya kerja puskesmas Mowewe, Kabupaten Kolaka.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Tentang Sanitasi Dasar Sekolah
 Sanitasi dasar sekolah adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa (i). Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Sanitasi adalah pengendalian semua faktor dalam lingkungan fisik manusia yang melakukan atau dapat melakukan suatu efek merugikan atau perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidupnya ( Mustofa, 2000 )
Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana linkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan ( Entjang, 2000 )
Sanitasi lingkungan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat, melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Sanitasi lingkungan lebih terbatas disiplin ilmunya dan sekarang telah berkembang menjadi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah merupakan salah satu disiplin ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan perluasan dari prinsi – prinsip sanitasi.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain di luar kesehatn itu sendiri. Demikian pulah dengan masalah kesehatn masyarakat. Tidak haya dilihat dari segi kesehatannya sendir, tetapi harus dilihat dari serluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sakit – sehat atau kesehatn tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatn masyarakat ( Notoatmodjo, 2003 )
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatn yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (Tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (air limbah), rumah hewan ternak(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usah untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatn yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya ( Notoatmodjo, 2003 ).
B.     Tinjauan Tentang Sekolah
Sekolah merupakan salah satu wahana dala mendidik, menimba ilmu pengetahuan serta tempat melaksanakan proses belajar mengajar bagi sekelompok peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang harmonis dan optimal yang nantinya kan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selanjunya sekolah juga nantinya akan membentuk prilaku dan kepribadian peserta didik mengingat peserta didik merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai andil besar dala kelangsungan bangsa ini.
1.      Fungsi Sekolah
Sekolah memiliki fungsi yakni : ( Ahmadi, 2001)
a.       Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat
b.      Mengembangkan kepribadian peserta didik dapat bergaul dengan guru dan teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku.
2.      Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah
      Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan sekolah yang sehat adalah :
a.       Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng
b.      Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci tangan
c.       WC  yang memenuhi syarat kesehatan
d.      Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi syarat kesehatan.
e.       Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
f.       Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus memenuhi syarat kesehatan.
g.      Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).
C.    Tinjauan umum variabel yang diteliti
1.   Sanitasi dasar
              Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk         menyediakan   lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang            menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang      mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995).
               Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan  kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
2.      Penyediaan Air Bersih
               Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana, 2004).

               Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.
              Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung (Slamet, 2002).






a.       Syarat Air Bersih
        Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).
1)   Syarat Kuantitatif
               Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar.
2)   Syarat Kualitatif
               Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).
a)      Parameter Fisik
         Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.



(1)   Bau
                       Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan   disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi           petunjuk akan kualitas air.
(2)    Rasa
                     Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar.   Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran       berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
(3)  Warna
                     Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis     dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia         maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat          disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat         secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda,           menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau     menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena         khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang          beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
(4)   Kekeruhan
                     Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang          tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang       organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan            batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat         berasal             dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri      dapat   juga merupakan sumber kekeruhan.
(5)    Suhu
                     Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama   agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada            saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan,   menghambat reaksi- reaksi biokimia di dalam       saluran/pipa, mikroorganisme  pathogen tidak            mudah          berkembang biak, dan bila diminum   air dapat                      menghilangkan dahaga.
(6) Jumlah Zat Padat Terlarut
                     Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas             zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila      TDS     bertambah maka kesadahan akan naik pula.   Selanjutnya          efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan     tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
b) Parameter Mikrobiologis
                       Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung      bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan    kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang            digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas    dari bakteri pathogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator             dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
c) Parameter Radioaktifitas
           Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.
d) Parameter Kimia
           Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9.




e) Pengaruh air bagi Kesehatan
           Air dalam keadaan manusia, selain memberikan manfaat yang menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan. air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut (Slamet, 2002).
3.      Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
              Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan Kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).
              Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air.
              Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain ; thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita), schistosomiasis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
              Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : (DepKes RI, 1998)
a.    Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
b.   Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
c.    Tidak mengotori air tanah disekitarnya
d.   Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang lainnya
e.    Tidak menimbulkan bau
f.    Mudah digunakan dan dipelihara
g.   Desainnya sederhana
h.   Murah
4.      Pengelolaan Sampah
              Pengelolaan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan pengendalian timbulan, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan sampah dengan cara yang merujuk pada dasar-dasar terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi, estetika, dan pertimbangan lingkungan lainnya serta tanggap terhadap perilaku massa (Yones, 2007).

              Sistem pengelolaan sampah terdiri dari lima aspek yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut terdiri dari aspek teknis operasional, kelembagaan, hukum dan peraturan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat. Dalam pengelolaan sampah, kelima aspek tersebut saling terkait, tidak dapat berdiri sendiri (Artiningsih, 2008).
              Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Budiman Chandra,2007)
              Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Notoatmodjo, 2003).
              Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2003).





a.    Penyimpanan sampah
         Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnakan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu.maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain :
1)         Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah
2)         Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan
3)      Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
b.      Pengumpulan Sampah
           Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing sekolah atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap sekolah atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).
           Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipan masyarakat produksi sampah, khusunya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah perdesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampahnya umumnya dibakar atau dijadikan pupuk.
c.       Pemusnahan Sampah
         Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :
1)      Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan sampah.
2)      Dibakar (incenarator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tengku pembakaran.
3)      Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.
         Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh negative terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut antara lain (Kusnoputranto, 2000) :
1)      Terhadap Kesehatan
               Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menimbulkan penyakit.
2)      Terhadap Lingkungan
a)   Dapat menggangu estetika serta kesegaran udara lingkungan masyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme.
b)      Debu-debu yang berterbangan dapat menggangu mata serta pernafasan.
c)      Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara karena ada asap di udara.
d)     Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan estetika yang terganggu, memyebabkan pendangkalan saluran serta mengurangi kemampuan daya aliran saluran.
e)      Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluran yang daya serap alirannya sudah menurun.
f)       Pembuangan sampah ke selokan atau badan air akan menyebabkan terjadinya pengotoran badan air.
           Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu :
a.    Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi menjadi :
1)      Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
2)      Sampah organik adalah sampah yang umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
b.   Berdasarkan dapat tidaknya dibakar :
1)         Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya.
2)         Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.
            Sedangkan berdasarkan tingkat penguraian, sampah pada umumnya dibagi menjadi dua macam (Hadiwiyoto, 1983):
1. Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa     organik, karena tersusun dari unsur-unsur seperti C, H, O, N, dan sebagainya. Sampah organik umumnya dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, contohnya sisa makanan, karton, kain, karet, kulit, sampah halaman.
2. Sampah anorganik, yaitu sampah yang bahan kandungannya bersifat anorganik dan umumnya sulit terurai oleh mikroorganisme.

BAB III
KERANGKA KONSEP
A.    Dasar Pemikiran Variabel Deteliti
            Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang dan landasan teori, maka dikembangkanlah kerangka konsep yang merupakan perpaduan dari teori tersebut.
            Pada penilitian ini akan meneliti mengenai gambaran sanitasi dasar sekolah diwilaya kerja puskesmas Mowewe dengan variabel bebas adalah penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pewadaan sampah, pengelolaan jamba, sedangkan variabel terikat kondisi sanitasi dasar yang digambarkan dengan kerangka konsep.
1.      Variabel independen :
a.       Penyediaan air bersih
           Penyediaan air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak
b.      Jamban
           pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.

c.       Pengelolaan Sampah
           Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaur-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah. Pengolahan sampah ias melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
B.     Bagan pola pikir variabel diteliti
            Berdasarkan konsep pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya disusun pola pikir variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Kerangka konsep penelitian
Jamban
Pengelolaan sampah
Penyediaan air bersih
Insfeksi sarana sanitasi
 





Keterangan :

                                                : variabel dependent

                                               
                                                : variabel independent




D.  Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
     1.   Penyediaan air bersih
     Penyediaan air bersih dalam penelitian ini adalah tersedianya sumber air bersih yang meliputi PDAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan        mata air, dan perpipaan.
        Kriteria Objketif:
  Tersedia               : Jika terdapat sumber air bersih seperti PDAM,                      sumur gali, sumur  pompa tangan dangkal dan                   sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan               air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.
         Tidak Tersedia   : Jika tidak terdapat sumber air bersih.
     2.  Jamban
     Jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika
       a. tersedia dan memenuhi syarat
       b. tersedia tapi tadik memenuhi standar kesehatan
       c. tidak tersedia memenuhi kesehatan
3.  Pengelolaan sampah
               Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan  pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
      Kriteria Objektif:
a.   Dikelola dengan baik: jika pengelolaan sampah meliputi                    penyimpanan   tempat sampah, pengumpulan, pemusnahan sampah       sesuai dengan standar kesehatan
  b. Tidak dikelolah dengan baik: jika sampah disimpan ditempay       sampah dikumpulkan dan dimusnakan sesuai dengan standar kesehatan














BAB IV
METODE PENILITIAN
A.       Jenis penelitian
           Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gembaran sanitasi sadar sekolah di wilayah kerja puskesmas Mowewe Kabupaten Kolaka.
B.        Lokasi Penelitian
          Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka. Alasan pemilihan tempat ini karena merupakan puskesmas yang masih rendah cakupan sanitasi dasar. Selain itu, Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka ini terdapat sampel yang diinginkan dan memungkinkan untuk mendapatkan responden yang diharapkan.
C.       Populasi dan Sampel
1.      Populasi
           Populasi adalah Sekolah yang ada dalam wilaya kerja puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka.
2.      Sampel
           Sampel dalam penilitian ini adalah Sekolah Dasar, SMP, SMA, dimana jumlah sekolah sebagai berikut SD sebayak 10, SMP sebayak 3, SMA sabayak 2, sehingga jumlahnya sebanyak 15 sekolah.

D.    Cara Pengumpulan Data
a.       Data primer
  Dengan menggunakan kuesioner survei
b.      Data sekunder
           Data sekunder diperoleh dari kantor UPTD pendidikan dan Kebudayaan tentang jumlah sekolah yang ada di kecamatan Mowewe dan Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka.
E.     Pengolahan dan Penyajian Data
1.   Pengolahan data
            Data yang diperoleh di lapangan diolah dengan menggunakan SPSS dan di sajikan dalam bentuk tabel di sertai dengan penjelasan
2.   Penyajian data
            Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase disertai penjelasan, selain itu dilakukan dalam bentuk tabel analisis.
3.   Analisis data
a.       Analisis univariat
      Pada analisis ini dilakukan analisis distribusi frekuensi variabel tunggal yang dianggap terkait dengan tujuan penelitian.
F.     Personalia penelitian
1.  Pembimbing I                   : Muhammad Hatta, SKM, K.Kes
2.   Pembimbing II                  : Rahmawati, SKM, M,Si
3.   Peneliti                              : Nur Iksan Jaya